Pemerintah Suriah Kirim Bantuan untuk Dua Ribu Keluarga Kurdi
Menteri Urusan Sosial Suriah, Kinda Shammat saat mengunjungi warganya di Provinsi Homs. |
Suriah Hari Ini - Pemerintah Suriah pada Kamis (17/10) mengirim bantuan untuk 2 (dua) ribu keluarga Kurdi yang kehilangan tempat tinggal, akibat perang yang berkecamuk antara anggota ISIS dan milisi Kurdi di Kota Ayn Al-Arab, Suriah Utara.
Mengutip Menteri Urusan Sosial Suriah Kinda Shammat, kantor berita SANA melaporkan, bantuan dikirim buat 1.000 keluarga Kurdi yang mengungsi di Provinsi Hasaka di bagian utara Suriah dan untuk 1.000 keluarga lagi yang mencari perlindungan di kota Ifreen, Provinsi Aleppo di Suriah Utara.
Menurut SANA, Ahammat menyatakan, Kota Ayn Al-Arab, yang juga dikenal dengan nama Kobane, menghadapi "situasi kemanusiaan tragis" akibat pertempuran selama satu bulan antar petempur ISIS dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Sementara itu Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, meskipun menyatakan pertempuran masih berkecamuk, mengatakan, informasi awal menunjukkan adanya gerak maju anggota YPG ke arah ISIS di Ayn Al-Arab.
Secara terpisah stasiun TV Al-Mayadeen melaporkan, petempur ISIS mundur dari beberapa daerah yang sebelumnya mereka rebut di dalam Ayn Al-Arab ke desa sekitarnya. Stasiun televisi itu mengutip beberapa sumber yang mengkonfirmasi gerak maju YPG ke arah ISIS di kota tersebut.
Pada Kamis pagi, Observatorium menyatakan, lebih dari 600 petempur, -termasuk warga sipil-, telah tewas di Ayn Al-Arab sejak pertempuran meletus antara ISIS dan YPG satu bulan sebelumnya.
ISIS melancarkan serangan besar terhadap Ayn Al-Arab, yang berbatasan dengan Turki, pada 15 September, dalam upaya merebut kota tersebut. Jika kelompok fanatik itu berhasil dalam upayanya, itu akan memungkinkan ISIS menghubungkan Provinsi Ar-Raqqa, yang diumumkan sebagai ibu kota wilayah ISIS, dengan wilayah yang berbatasan dengan Turki.
Para pejabat pemerintah Suriah dan pegiat Kurdi menuduh Turki membantu ISIS merebut kota tersebut, untuk menghapuskan kehadiran orang Kurdi di daerah itu, dan mendirikan zona penyangga, yang sudah lama diingini Ankara dan dilindungi oleh zona larangan terbang di Suriah Utara.
ISIS telah merebut lebih dari 300 desa di sekitar kota tersebut dan berhasil menyerbunya, setelah memaksa lebih dari 160.000 orang menyelamatkan diri ke negara tetangga Suriah, Turki. (SHI/SN)
Mengutip Menteri Urusan Sosial Suriah Kinda Shammat, kantor berita SANA melaporkan, bantuan dikirim buat 1.000 keluarga Kurdi yang mengungsi di Provinsi Hasaka di bagian utara Suriah dan untuk 1.000 keluarga lagi yang mencari perlindungan di kota Ifreen, Provinsi Aleppo di Suriah Utara.
Menurut SANA, Ahammat menyatakan, Kota Ayn Al-Arab, yang juga dikenal dengan nama Kobane, menghadapi "situasi kemanusiaan tragis" akibat pertempuran selama satu bulan antar petempur ISIS dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).
Sementara itu Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, meskipun menyatakan pertempuran masih berkecamuk, mengatakan, informasi awal menunjukkan adanya gerak maju anggota YPG ke arah ISIS di Ayn Al-Arab.
Secara terpisah stasiun TV Al-Mayadeen melaporkan, petempur ISIS mundur dari beberapa daerah yang sebelumnya mereka rebut di dalam Ayn Al-Arab ke desa sekitarnya. Stasiun televisi itu mengutip beberapa sumber yang mengkonfirmasi gerak maju YPG ke arah ISIS di kota tersebut.
Pada Kamis pagi, Observatorium menyatakan, lebih dari 600 petempur, -termasuk warga sipil-, telah tewas di Ayn Al-Arab sejak pertempuran meletus antara ISIS dan YPG satu bulan sebelumnya.
ISIS melancarkan serangan besar terhadap Ayn Al-Arab, yang berbatasan dengan Turki, pada 15 September, dalam upaya merebut kota tersebut. Jika kelompok fanatik itu berhasil dalam upayanya, itu akan memungkinkan ISIS menghubungkan Provinsi Ar-Raqqa, yang diumumkan sebagai ibu kota wilayah ISIS, dengan wilayah yang berbatasan dengan Turki.
Para pejabat pemerintah Suriah dan pegiat Kurdi menuduh Turki membantu ISIS merebut kota tersebut, untuk menghapuskan kehadiran orang Kurdi di daerah itu, dan mendirikan zona penyangga, yang sudah lama diingini Ankara dan dilindungi oleh zona larangan terbang di Suriah Utara.
ISIS telah merebut lebih dari 300 desa di sekitar kota tersebut dan berhasil menyerbunya, setelah memaksa lebih dari 160.000 orang menyelamatkan diri ke negara tetangga Suriah, Turki. (SHI/SN)
0 komentar:
Posting Komentar