Bashar Al Assad

Latest Update

Rabu, 19 November 2014
Dalam 5 Bulan, Teroris ISIS Bunuh 1.500 Warga Suriah, Kebanyakan Warga Sipil

Dalam 5 Bulan, Teroris ISIS Bunuh 1.500 Warga Suriah, Kebanyakan Warga Sipil

Suriah Hari Ini - Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengeksekusi hampir 1.500 orang di Suriah dalam lima bulan sejak mendeklarasikan kekhalifahan, kata Observatorium Suriah untuk HAM seperti dikutip AFP.

"Observatorium Suriah untuk HAM telah mendokumentasikan eksekusi 1.429 orang sejak ISIS memproklamasikan kekhalifahannya Juni," kata direktur Observatorim, Rami Abdel Rahman.

Kebanyakan korban ISIS di Suriah adalah warga sipil, sambung dia.

"Dari jumlah orang yang dipenggal atau ditembak mati dalam pembunuhan massal oleh ISIS itu 879 orangnya diantaranya warga sipil yang antara lain 700 orang anggota suku Shaitat."

Suku Sunni Shaitat dari provinsi Deir Ezzor mengangkat senjata melawan ISIS pada pertengahan 2014.  63 orang lainnya berasal dari kelompok pemberontak lainnya atau dari pesaing ISIS, Front Al-Nusra.

"483 lainnya adalah tentara Suriah, sedangkan empat lainnya anggota ISIS yang dituduh korupsi atau melakukan pelanggaran lainnya," kata Abdel Rahman.

ISIS telah mengeksekusi sejumlah besar tentara yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad dalam beberapa bulan terakhir setelah menduduki posisi pemerintah di Suriah tengah dan utara.

Kebanyakan tentara Suriah ini dipenggal dan jenasahnya dipajang di depan umum untuk meneror warga sipil dan kelompok lain yang berniat melawan mereka, kata Abdel Rahman.

"Tujuan lain dari eksekusi oleh ISIS adalah meneror komunitas internasional, sembari menarik perhatian militan baru ke pihak mereka," kata dia kepada AFP. (SHI/Antara)
Sabtu, 15 November 2014
Analis: Serang ISIS, Cover Rapi AS Gulingkan Assad

Analis: Serang ISIS, Cover Rapi AS Gulingkan Assad

Suriah Hari Ini - Serangan udara AS terhadap kelompok teroris ISIS di Suriah adalah cover rapi untuk menggulingkan pemerintah Bashar al-Assad, ungkap seorang aktivis politik dan penyiar radio di New York.

Meskipun AS telah menggelar kampanye militer untuk mengalahkan ISIS, pemerintah Assad adalah satu-satunya partai yang berhasil memerangi kelompok teroris tersebut, kata Don DeBar kepada Press TV pada hari Kamis (14/11/14).

Para pejabat AS berusaha untuk menggulingkan Assad untuk melemahkan Suriah dan menciptakan situasi kacau mirip dengan yang terjadi di Irak dan Libya setelah para pemimpin mereka digulingkan, ujar DeBar.

Presiden Barack Obama telah meminta tim keamanan nasionalnya untuk mengkaji ulang strategi AS terhadap Suriah setelah menyimpulkan bahwa ISIS tidak akan kalah dengan Assad berkuasa di Suriah, kata para pejabat AS.

Selama seminggu terakhir, Gedung Putih telah mengadakan empat pertemuan tim keamanan nasional Obama.

Sebagian Teroris ISIS awalnya dilatih oleh CIA di Yordania pada tahun 2012 untuk mendestabilisasi pemerintah Suriah dan kini menguasai sebagian besar Suriah dan Irak. (SHI/IT)
Selasa, 04 November 2014
Gabung ISIS dan Jadi "Pengantin Jihad", Wanita Cantik Asal Inggris Ini Pamer Foto di Suriah

Gabung ISIS dan Jadi "Pengantin Jihad", Wanita Cantik Asal Inggris Ini Pamer Foto di Suriah

Suriah Hari Ini - Seorang wanita cantik asal Inggris yang dikenal sebagai fans Spice Girl dan Towie telah bergabung dengan ISIS.

Tareena Shakil asal Burton, Inggris, juga pamer foto dengan Balita-nya yang berusia 14 bulan, Zaheem, di wilayah Raqqa, Suriah.

Foto yang diambil dari markas kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu telah dikirim ke keluarganya di Burton. Pihak keluarga pun bingung, mengetahui Tareena yang dulunya gadis periang dan fans Spice Girl dan Towie telah menjadi anggota ISIS.

Tareena diberi fasilitas khusus di markas ISIS, setelah dia menjadi “pengantin jihad” untuk kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi tersebut.

Ayahnya, Mohammed, 42, mengatakan, kepada The Sun, bahwa putrinya mengirim foto itu untuk menunjukkan bahwa ia dan keluarga barunya telah menetap di Raqa. Foto itu juga untuk menegaskan, bahwa Tarenna telah memutus kontak dengan keluarganya di Burton.

“Dia mengirim (foto) pekan lalu. Dia kini telah memutus kontak. Dia pikir bahwa mereka aman di sana, tetapi mereka tidak (aman). Dia mengatakan sebelum dia pergi, bahwa ISIS akan menyediakan perumahan dan jaminan sosial,” lanjut Mohammed, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (4/11/2014).

Menurut orangtuanya, Tareena, telah berbohong kepada keluarganya. Wanita itu semula mengatakan, bahwa dia dan Balita-nya berkemas untuk berlibur ke Spanyol. Namun, ternyata dia pergi ke Suriah.

Dalam pesan yang menakutkan, Tareena mengatakan kepada keluarganya bahwa dia melihat begitu banyak orang tewas di perbatasan Suriah karena tertembak. Tapi, dia dan anaknya Zaheem, mengklaim hidup aman di Raqqa. (SHI/ISN)
 Kapolri Sutarman: Enam WNI Anggota #ISIS Mati Sangit di Suriah

Kapolri Sutarman: Enam WNI Anggota #ISIS Mati Sangit di Suriah

Suriah Hari Ini - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Sutarman memastikan puluhan warga negara Indonesia telah bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Beberapa di antaranya telah tewas dalam pertempuran.

"Enam orang diketahui mati di Suriah. Katanya mati syahid, tapi kalau saya, jelas mati sangit," ujar Sutarman dalam Rakornas Kabinet Kerja yang dihadiri para gubernur seluruh Indonesia di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa 4 November 2014.

Sutarman mengatakan Polri terus melakukan pemantauan WNI yang keluar dan bergabung dengan kelompok radikal itu. Hingga hari ini, Polri mengidentifikasi ada puluhan WNI yang masuk ke wilayah konflik di Syria.

Sutarman mengaku tidak habis pikir terhadap para WNI yang memilih bergabung dengan ISIS. Baginya, apa yang dipelajari WNI dengan kelompok ISIS justru menjadi ancaman.

"Saya tahu ada 97 orang Indonesia berangkat ke Suriah, belajar bom tapi untuk mengebom Indonesia, itu kan gendeng," kata Sutarman.

Meski mengetahui WNI yang bergabung dengan ISIS, Sutaraman tidak bersedia menyebutkan identitas mereka. "Ada 10 orang yang sudah kembali ke Indonesia," ujar Sutarman. (SHI/Viva)
Selasa, 28 Oktober 2014
Analis: Taktik Perang Militan ISIS Mirip Tentara Zionis

Analis: Taktik Perang Militan ISIS Mirip Tentara Zionis

Suriah Hari Ini - Tentara Zionis Israel dan militan ISIS memiliki metode dan taktik yang sangat mirip dalam berperang, serta dari tingkat kekejaman mereka juga sama, kata seorang analis.

Mateusz Piskorski, Kepala Pusat Analisis Geopolitik Eropa dari Warsawa, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa beberapa metode dan taktik tentara Zionis dan militan ISIS "sangat mirip."

"Beberapa metode dan beberapa taktik yang (dilakukan keduanya) sangatlah mirip... dan tingkat kekejamannya juga, bahkan mungkin tampak sangat mirip antara tentara Zionis dan militan ISIS," kata Piskorski.

Pernyataan itu dilontarkan setelah Haneen Zoabi, seorang anggota parlemen Israel mengatakan tidak ada perbedaan antara tentara Israel dan militan ISIS, ia juga menambahkan bahwa keduanya sama-sama merupakan "Pasukan pembunuh yang tidak memiliki batasan dan tidak ada garis merah."

Anggota Arab Knesset Israel (Parlemen) juga menambahkan bahwa pilot Israel tidak kalah kejam dari seorang teroris yang mengambil pisau dan melakukan pemenggalan.

"Jika kita melihat ISIS dengan pisau dan penggalan kepala dipegang. Di Israel kita melihat tentara-tentara ini membombardir warga Palestina lalu tertawa-tawa di atas mayat mereka. Senapan M16 bahkan membunuh lebih banyak dari pada belati," ujar Zoabi.

Komentar ini menyebabkan kehebohan di seluruh spektrum politik Israel, termasuk Politisi dari partai sayap kanan Israel Likud Miri Regev dengan menyebut Zoabi sebagai, "Musuh yang berbahaya bagi Israel dan harus masuk dalam penjara." (SHI/AA)
[Foto] ISIS Penggal Kepala Seorang Warga Suriah dengan Pedang Akibat Penghinaan Agama

[Foto] ISIS Penggal Kepala Seorang Warga Suriah dengan Pedang Akibat Penghinaan Agama

Suriah Hari Ini - Kelompok teroris ISIS atau IS memenggal kepala seorang warga Suriah dengan pedang karena alasan penghinaan agama.

ISIS menyatakan bahwa alasan dilakukannya tindakan kriminal seperti ini untuk memberikan suasana ketakutan bagi masyarakat. Pemenggalan ini juga ditonton oleh warga, termasuk anak-anak. (SHI/AA)

Foto lainnya:






Sabtu, 25 Oktober 2014
 Tentara Suriah Berhasil Rebut Kota Strategis Morek dari Tangan Teroris

Tentara Suriah Berhasil Rebut Kota Strategis Morek dari Tangan Teroris

Suriah Hari Ini - Tentara Suriah berhasil mengusir militan Takfiri dari sebuah kota strategis yang telah dikuasai teroris selama sembilan bulan.

Apa yang disebut sebagai Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Kamis (23/10) mengatakan, pasukan Angkatan Darat Suriah yang didukung oleh serangan udara, berhasil membebaskan kota Morek dari militan Front al-Nusra. Demikian dilansir Press TV.

Kelompok oposisi Suriah yang berbasis di Inggris menambahkan bahwa pasukan pemerintah Damaskus merebut kembali kontrol penuh atas kota Morek di utara pedesaan Hama, setelah pertempuran sengit sejak Rabu malam.

Namun, belum ada laporan tentang jumlah korban dari pertempuran itu.

Morek dianggap sebagai kota penting karena terletak di jalan utama yang menghubungkan Damaskus, ibukota Suriah, dengan Aleppo, sebuah kota terbesar di barat laut.

Keberhasilan tersebut merupakan serangkaian kemenangan dalam melawan militan anti-pemerintah Suriah.

Pada hari Senin, pasukan Suriah juga merebut kembali wilayah Mazra'at al-Halabi dan Bukit Madafeh di pedesaan timur Aleppo. (SHI/IR)
Selasa, 21 Oktober 2014
[Foto] Tak Punya Tempat, Anak-anak Pengungsi Suriah Bermain di Bawah Tower Sutet

[Foto] Tak Punya Tempat, Anak-anak Pengungsi Suriah Bermain di Bawah Tower Sutet

Anak pengungsi Suriah, yang melarikan diri dari bentrokan antara Negara Islam Irak dan Levant (Isil) dan kelompok bersenjata Kurdi, bermain ayunan yang dibuat di tiang tower listrik di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Murat Kula/Getty Images
Anak pengungsi dari bentrokan Negara Islam Irak dan Levant (Isil) dan kelompok bersenjata Kurdi, memanjat tower untuk membuat ayunan di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Tak adanya fasilitas bermain untuk anak-anak pengungsi membuat mereka bermain di tempat berbahaya dan tak umum. Murat Kula/Getty Images
Anak pengungsi bentrokan Negara Islam Irak dan Levant (Isil), berpose dari atas tower listrik di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Meski berbahaya, namun anak-anak pengungsi tetap bermain karena tak ada lagi tempat bermain. Murat Kula/Getty Images

Anak pengungsi dari bentrokan Negara Islam Irak dan Levant (Isil), mengikat tali penyangga ayunan yang akan ia buat di tower listrik, di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Murat Kula/Getty Images

Anak pengungsi dari bentrokan Negara Islam Irak dan Levant (Isil), mengayunkan ayunannya di tower listrik, di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Murat Kula/Getty Images

Anak pengungsi dari bentrokan Negara Islam Irak dan Levant (Isil), mengayunkan ayunannya di tower listrik, di Suruc, Sanliurfa, Turki, 20 Oktober 2014. Murat Kula/Getty Images
Sumber: tempo.co
Inilah Sumber-sumber Pendanaan #ISIS

Inilah Sumber-sumber Pendanaan #ISIS

Suriah Hari Ini - Kelompok teroris Takfiri, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melakukan manuver berbahaya di negara-negara Arab khususnya di Irak dan Suriah selama beberapa bulan terakhir. ISIS mengklaim ingin mendirikan pemerintahan baru dan mengubah geopolitik di kawasan itu. Sejak 8 Juli 2014, setelah kelompok teroris tersebut menyerang Irak dan berhasil menguasai sejumlah kota termasuk Mosul (Pusat Provinsi Nineveh dan kota terbesar kedua di Irak) dan Tikrit (Pusat Provinsi Salahuddin), ISIS selalu menjadi berita utama di media dan berubah menjadi ancaman serius bagi kawasan, bahkan bagi para pendukung kelompok Takfiri itu.

Poin penting terkait aktivitas para pemimpin ISIS adalah mereka memanfaatkan kemampuan finansial untuk mendorong para pemuda dan militan dari berbagai negara untuk bergabung dengan kelompok teroris itu. Upaya tersebut telah membuahkan hasil dan ribuan orang dari 80 negara dunia bergabung dengan ISIS. Para pemimpin kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah juga memberikan bayaran tinggi kepada anggota-anggotanya, dan membeli dukungan dari para pemimpin dan pembesar suku.

Selain itu, mereka memberikan bayaran yang cukup kepada keluarga anggotanya yang tewas di medan tempur. ISIS yang mengklaim mendirikan khilafah, tentunya membutuhkan sumber-sumber dana yang banyak untuk melanjutkan kekhilafannya itu. Fareed Zakaria pada Agustus 2014 mengatakan bahwa penghasilan ISIS perharinya mencapai satu juta dolar.

Salah satu sumber terpenting pendanaan ISIS adalah bantuan-bantuan dari negara-negara Arab dan Barat, dan dalam hal ini tidak ada pihak yang meragukannya. Hingga sekarang, banyak dokumen dan laporan yang menyebutkan tentang bantuan finansial negara-negara Arab dan Barat kepada para teroris di Suriah. Laporan-laporan tersebut juga diakui oleh para pejabat negara-negara pendukung ISIS.

Di antara negara-negara Arab yang memberikan bantuan finansial terbanyak kepada kelompok-kelompok teroris termasuk ISIS di Suriah, adalah Arab Saudi, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA). Selain itu, orang-orang kaya di negara-negara Arab juga menyumbangkan jutaan dolar kepada ISIS dan menjadi tuan rumah para pemimpin senior kelompok teroris tersebut.

Mengingat di sebagian besar negara Arab sering terjadi praktek pencucian uang dan lemahnya undang-undang tentang masalah itu, maka para Sheikh Arab dapat menguasai banyak sumber keuangan di negara mereka. Dengan demikian, kemungkinan adanya hubungan antara orang-orang kaya dan ISIS sangat besar.

ISIS mempunyai banyak agen dan perantara yang menghubungkannya dengan sistem perbankan di negara-negara lain terutama di negara-negara Arab, sebab uang itu sampai ke tangan para pemimpin kelompok Takfiri tersebut melalui para agen dan mafia bank. Nouri al-Maliki, mantan Perdana Menteri Irak telah berulang kali menyebut negara-negara Arab sebagai pemasok utama bagi kebutuhan kelompok-kelompok teroris di Irak dan Suriah.

Gunther Maier, Direktur Pusat Studi Dunia Arab di Universitas Mainz Jerman beberapa waktu lalu mengatakan, tidak ada keraguan lagi bahwa dukungan negara-negara Arab Pesisir Teluk Persia khususnya Arab Saudi, Qatar, Kuwait dan UEA merupakan sumber utama bagi keuangan ISIS. Ia menilai dukungan finansial negara-negara itu kepada para teroris ISIS sebagai bentuk dukungan kepada mereka dalam memerangi pemerintah Bashar al-Assad, Presiden Suriah.

Menurut Maier, sebenarnya pemerintah Riyadh telah memahami ancaman dan bahaya teroris-teroris ISIS jika kembali ke Arab Saudi, sebab ada kemungkinan mereka akan melakukan kudeta terhadap kerajaan. Direktur Pusat Studi Arab di Universitas Mainz  itu mengatakan, “Pada dasarnya, sumber utama pemasok dana mereka bukan pemerintah Arab Saudi, tetapi tokoh-tokoh kaya di negara itu.”

Haytham Manna, Direkur Pusat Studi untuk Hak Asasi Manusia Skandinavia mempublikasikan sebuah hasil penyelidikan dengan tema “Aset dan kekayaan Negara Islam Irak dan Suriah/ISIS.” Dalam laporan itu, ia mengabarkan adanya sebuah daftar 127 pedagang dan pengusaha Salafi sebagai pemasok keuangan ISIS di negara-negara seperti Kuwait dan Arab Saudi. Menurutnya, daftar tersebut telah diserahkan kepada PBB.

Sumber penting lainnya bagi pendanaan ISIS adalah pemanfaatan sumber-sumber minyak di berbagai wilayah di Suriah dan Irak yang dikuasai oleh kelompok teroris tersebut. Sejak akhir tahun 2012, sejumlah sumur minyak di utara Suriah diduduki oleh militan ISIS. Setelah menyerang kota Mosul dan Tikrit di Irak, para militan ISIS juga menguasai sebagian sumber minyak di kedua kota tersebut, dan juga berusaha keras untuk merebut wilayah penting Baiji.

Melihat kondisi tersebut, maka tidak aneh jika para teroris ISIS memiliki agen, calo dan mafia di sektor minyak supaya dapat menjual minyak mereka ke pasar-pasar internasional. Terkait laporan minyak Irak yang dipublikasikan pada Juli 2014, beberapa pakar mengatakan, ISIS memperoleh pendapatan satu juta dolar perhari dari hasil penjualan minyak kepada para pembeli di wilayah Kurdistan Irak. Selain itu, sebagian minyak mereka juga dibeli oleh perusahaan-perusahaan internasional dan pengusaha Arab.

ISIS dilaporkan mengirim minyaknya ke pasar internasional melalui jalan-jalan perbatasan Turki. Sebagian besar minyaknya yang telah diselundupkan ke Turki juga dijual. Luay al-Khatteeb, seorang peneliti di Brookings Doha Center dalam wawancaranya di jaringan CNN menjelaskan mengenai peran minyak bagi keuangan ISIS.

Al-Khatteeb mengatakan, “ISIS pada bulan Juli telah menjual minyak Irak senilai satu juta barel perhari, namun pada bulan Agustus, jumlah itu meningkat menjadi dua juta barel perhari. Dengan jumlah penjualan tersebut, ISIS bisa memperoleh penghasilan sebesar 730 juta dolar pertahun. Kelompok teroris itu menjual minyaknya melalui perbatasan Turki dan Yordania. Sebenarnya, Turki memenuhi sebagian keperluan minyaknya melalui teroris-teroris ISIS.”

Penyelundupan adalah salah satu cara penting lainnya bagi pendanaan ISIS. Kelompok teroris tersebut mempraktekkan semua jenis penyelundupan, baik penyelundupan bahan-bahan baku, barang-barang antik, manusia, senjata dan obat-obatan. Dengan cara ini, mereka dapat memenuhi kebutuhannya. Sebagai contoh, militan ISIS telah menjarah peninggalan bersejarah yang telah berumur lebih dari delapan ribu tahun di wilayah al-Nabuk di pegunungan al-Qalamoun, barat Suriah. Barang antik itu diselundupkan dan dijual dengan harga lebih dari 36 juta dolar.

Senjata dan obat-obatan juga menjadi bagian dari barang penyelundupan ISIS yang dijual ke pasar negara-negara Arab. Kebanyakan senjata yang diselundupkan dan dijual di pasar negara-negara Arab adalah senjata canggih buatan Barat dan rezim Zionis Israel. Selain itu, para militan ISIS juga menjual anak-anak dan perempuan Suriah dan Irak untuk menambah penghasilan mereka. Dengan cara-cara ilegal ini, mereka memperoleh banyak dana untuk menjalankan operasi terorisme di kedua negara Arab itu.

Sumber dana lainnya bagi keuangan ISIS adalah pengambilan pajak dari penduduk, pedagang dan pengusaha di berbagai wilayah yang dididuduki. Sebagai contoh, di Provinsi Raqa (al-Raqqah) di timur laut Suriah yang telah lama dikuasai oleh ISIS, telah diberlakukan pajak bagi masyarakat biasa, pedagang besar dan kecil. Mereka wajib untuk membayar pajak-pajak itu sesuai ketentuan yang ditetapkan ISIS.

ISIS juga menggunakan cara tersebut di Irak dan menarik pajak dari penduduk wilayah-wilayah yang dikuasainya khususnya bagi para minoritas. Dalam sebuah laporan, Dewan Hubungan Luar Negeri Amerika Serikat pada Agustus 2014 menyatakan bahwa selama satu bulan ISIS telah menarik pajak sebesar 8 juta dolar dari para pedagang di kota Mosul.

Penjarahan dan pemerasan yang disertai dengan kekerasan adalah cara-cara ISIS untuk mengumpulkan dana. Sebelum menduduki kota Mosul, uang kas kelompok teroris itu telah mencapai 875 juta dolar, namun setelah menduduki kota tersebut, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 2,4 miliar dolar. Uang itu berasal dari hasil merampok bank, merampas senjata dan memeras penduduk.

Setelah menyerang kota Mosul, ISIS menjarah Bank Sentral Mosul dan mencuri lebih dari 500 juta dolar. Sebelumnya, kelompok Takfiri itu juga melakukan hal yang sama di Suriah. Hal inilah yang menyebabkan penyesalan bagi orang-orang di beberapa wilayah Suriah dan Irak yang menyambut kedatangan ISIS.

Tak diragukan lagi, ISIS adalah bentukan AS, Barat, rezim Zionis dan sejumlah negara Arab. Sumber-sumber finansial kelompok teroris tersebut juga didapat melalui negara-negara itu dalam berbagai bentuk seperti bantuan keuangan, senjata, bantuan kelancaran penyelundupan dan penjualan minyak.

Turki dan sejumlah negara Barat dilaporkan memanfaatkan ISIS untuk memenuhi sebagian kebutuhan energinya. Dengan membeli minyak ISIS dengan harga murah, negara-negara itu telah menutupi kekurangan minyaknya dan sekaligus membantu keuangan kelompok teroris itu.

Para pedagang, saudagar dan pengusaha Salafi khususnya di Arab Saudi dan Kuwait juga membantu ISIS melalui cara tersebut. Berdasarkan bukti-bukti itu, tidak ada lagi keraguan bahwa upaya sejumlah negara terutama AS untuk membentuk Koalisi Internasional Anti-ISIS hanya untuk mengaburkan peran besar mereka dalam pembentukan ISIS di wilayah barat Asia. (SHI/RA)
Laporan Washington Institute: Lebih dari 1.400 Militan Suriah Dirawat di RS Zionis Israel

Laporan Washington Institute: Lebih dari 1.400 Militan Suriah Dirawat di RS Zionis Israel

Suriah Hari Ini - Analis politik Israel, Ehud Yaari, menyatakan bahwa rezim Tel Aviv telah memberikan perawatan medis terhadap ratusan 'mujahidin' yang terluka dalam pertempuran melawan pemerintah Suriah.

Menurut sebuah laporan Washington Institute mengutip analis Israel ini, lebih dari 1.400 militan Suriah telah masuk rumah sakit Israel.

Laporan lebih lanjut mencatat bahwa Israel telah memberikan persenjataan kepada anasir teroris di Suriah termasuk peluncur granat.

Yaari menambahkan bahwa sejumlah kelompok militan yang beroperasi di dalam wilayah Suriah menjalin kontak dengan militer Israel, dan telah mengadakan pertemuan rahasia dengan tokoh-tokoh militer Israel di kota pesisir Tiberias, Israel.

Analis Israel ini juga menyeru para pejabat senior di Tel Aviv untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan Yordania dalam mengubah wilayah tersebut menjadi basis teritorial untuk melatih apa yang disebut “kelompok oposisi Suriah moderat.”

Pada bulan September 2014, pemimpin oposisi Suriah dukungan asing menjenguk militan terluka yang dirawat di rumah sakit Dafed, Israel.

Kamal al-Labwani, yang berada di pengasingan di Turki, mengatakan bahwa kelompok militan yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak akan pernah melupakan apa yang disebutnya dengan “bantuan kemanusiaan Tel Aviv.”

Militer Suriah berulang kali menyita sejumlah besar senjata buatan Israel dan peralatan militer canggih dari tangan militan Suriah dukungan asing.

Suriah telah dicengkeram oleh konflik mematikan sejak Maret 2011. Lebih dari 191.000 orang hingga kini tewas selama lebih dari tiga tahun militansi yang didukung negara-negara asing itu. (SHI/IR)
Senin, 20 Oktober 2014
"ISIS Hasil Penemuan Amerika Serikat"

"ISIS Hasil Penemuan Amerika Serikat"

Suriah Hari Ini - Duta Besar Suriah untuk India mengatakan bahwa kelompok ISIS adalah hasil dari penemuan Amerika Serikat.

Pernyataan itu dibuat saat konferensi pers yang digelar oleh The Indian Women’s Press Corps di New Delhi, demikian Hindustan Times melaporkan, Minggu, (19/10).

"ISIS adalah dongeng ciptaan Amerika yang mendapat dukungan langsung dari Tayyip Erdogan [presiden] Turki dan didanai oleh Arab Saudi dan Qatar," demikian menurut Duta Besar Riad Kamel Abbas.

"Al-Qaeda muncul di Suriah setelah AS menginvasi Irak. Sebelum itu tidak ada al-Qaeda di Suriah. Jelas bahwa al-Qaeda diciptakan oleh AS dan mendukung ISIS," katanya.

Abbas juga mengatakan bahwa beberapa negara Eropa, termasuk Perancis, Inggris dan Jerman meminta pemerintah Presiden Assad untuk "mengurus" warga Eropa yang pergi untuk perang bersama ISIS.

Negara-negara Eropa memandang bahwa Muslimin Eropa radikal sebagai ancaman keamanan yang telah menerima pengalaman tempur di Suriah, tambah duta besar itu.

"Para pemimpin Intelijen negara-negara Eropa datang ke Suriah untuk bertemu dengan pejabat negara," kata Abbas.

Duta besar Suriah juga menyampaikan apresiasi atas sikap pemerintah India yang sampai sejauh ini memilih untuk tidak bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika dalam melawan ISIS yang mencakup Qatar dan Arab Saudi, serta banyak negara-negara Eropa dan Timur Tengah lainnya.(SHI/IT)
 Pilot Senior Suriah: Kecil Kemungkinan #ISIS Bisa Gunakan Jet Tempur Curian

Pilot Senior Suriah: Kecil Kemungkinan #ISIS Bisa Gunakan Jet Tempur Curian

Suriah Hari Ini - Seorang pilot militer Suriah mengatakan, kecil kemungkinan para teroris Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS bisa menerbangkan jet-jet tempur curiannya di negara itu.

Stasiun televisi Al-Alam (19/10) melaporkan, Kolonel Ismail Ayyub, salah seorang pilot senior Suriah mengatakan, “Para teroris tidak akan bisa menerbangkan jet-jet tempur itu karena alasan teknis, pasalnya diperlukan kondisi aman untuk menerbangkan pesawat-pesawat itu dari bandara.”

Menurut klaim lembaga yang menamakan diri Pusat Pengawas Hak Asasi Manusia yang berafiliasi ke kubu pemberontak yang bermarkas di London, Inggris, anasir-anasir teroris ISIS saat ini sedang dilatih menggunakan jet-jet tempur di Aleppo.

Para teroris ISIS berhasil merebut beberapa unit jet tempur Suriah setelah menyerang pangkalan udara militer Aleppo dan Raqqa juga Deir Al Zour, Suriah.

Terkait hal ini, situs berita Voice of Russia mengutip sejumlah pilot Suriah mengabarkan, jet-jet tempur yang direbut para teroris itu adalah pesawat lama dan untuk mengoperasikannya dibutuhkan onderdil dan perawatan khusus.

Pada saat yang sama akses untuk mendapatkan onderdil pesawat-pesawat itu sangat sulit, pasalnya sekarang sudah tidak diproduksi lagi. [SHI/IR]
Minggu, 19 Oktober 2014
Rekam Markas ISIS, Pemuda 17 Tahun Dieksekusi dan Disalib di Suriah Utara

Rekam Markas ISIS, Pemuda 17 Tahun Dieksekusi dan Disalib di Suriah Utara

Suriah Hari Ini - Teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeksekusi dan menyalib pemuda 17 tahun di Suriah Utara atas tuduhan telah merekam markas ISIS. Demikian keterangan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Pemuda itu dihukum mati di kota Al Bab, Provinsi Aleppo, Suriah utara. Tubuh pria itu lantas diikat dan di salib logam. ”Kejahatan Abdullah Al-Busyi; Merekam Markas Negara Islam untuk 500 lira Turki (Rp2,6 juta) per video,” bunyi tulisan yang dipajang di tubuh pemuda tersebut.

”Penghakiman dengan cara eksekusi dan penyaliban berlangsung selama tiga hari,” lanjut laporan Observatorium yang mengutip keterangan saksi mata di Al Bab.

ISIS, seperti AFP, Minggu (19/10/2014) berulang kali mengeksekusi orang-orang atas tuduhan menjadi mata-mata dan menyimpang dari ajaran agama yang mereka yakini.

Menurut Observatorium, ISIS saat ini masih terlibat pertempuran dengan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) di Kota Kobane.

Kelompok yang dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi berhasil dipukul mundur dari Kobane, namun masih berusaha merebut kembali kota itu. Sudah banyak korban berjatuhan dalam perang koalisi melawan ISIS di Kobane. (SHI/IS)
Sabtu, 18 Oktober 2014
 Mencari Pelaku di Balik Serangan Gas Klorin di Suriah

Mencari Pelaku di Balik Serangan Gas Klorin di Suriah

Suriah Hari Ini - Intervensi Amerika Serikat di Ukraina dan penurunan fokus negara itu terhadap isu Suriah serta kemenangan militer Presiden Bashar al-Assad di medan tempur, telah membuka jalan bagi kelompok-kelompok teroris untuk menggunakan senjata kimia dengan harapan dapat menarik kembali perhatian Washington.

Sejumlah media dunia melaporkan tentang serangan gas beracun pada April lalu di desa Kfar Zeita, Hama, sekitar 201 kilometer utara Damaskus. Gas klorin, zat kimia yang dipakai dalam Perang Dunia I dilaporkan telah digunakan di Suriah. Dua warga desa tewas dan puluhan lainnya terluka dalam insiden tragis itu.

Televisi nasional Suriah menuding teroris Front al-Nusra melancarkan serangan kimia dan mengatakan ada sejumlah bukti yang menunjukkan bahwa kelompok-kelompok teroris juga berniat menyerang dua kota lain dengan bahan kimia.

Serangan kimia juga terjadi musim panas tahun lalu di dekat Damaskus yang menewaskan ratusan orang. Insiden ini hampir memuluskan jalan Barat untuk menggempur Suriah, namun pada akhirnya berkat diplomasi beberapa negara seperti Rusia, rencana serangan tersebut berhasil digagalkan dengan opsi pemusnahan senjata kimia Suriah.

Serangan kimia terbaru kembali memunculkan pertanyaan tentang siapa yang berada di balik peristiwa itu dan apa target mereka? Mungkinkah aksi itu dilakukan oleh militer Suriah seperti yang diklaim oleh oposisi atau justru kelompok-kelompok teroris berada di baliknya

Untuk menjawab pertanyaan tersebut dan memperjelas dimensi kasus, ada baiknya melihat sekilas tentang situasi medan tempur di Suriah dan perimbangan kekuatan di sana.

Sejak pecahnya konflik di Suriah, banyak langkah sudah ditempuh untuk menggulingkan pemerintahan Assad. Kekacauan itu awalnya berwujud protes sosial dan akhirnya berubah menjadi perang sipil setelah campur tangan beberapa negara regional dan AS serta beberapa negara Eropa.

Barat dan sekutu regional mereka telah memberikan dukungan politik, finansial, dan militer untuk menjatuhkan pemerintah Damaskus. Akan tetapi dengan semua upaya itu, militer Suriah tetap mampu mempertahankan kesolidannya dan sukses mengendalikan situasi.

Kesuksesan militer dalam membebaskan sejumlah daerah yang dikepung oleh teroris dan kegagalan oposisi untuk membentuk forum tunggal, telah memaksa masyarakat dunia untuk menyetujui solusi politik terhadap krisis di Suriah.

Dengan memperhatikan kesuksesan militer Suriah di medan tempur, sepertinya tidak rasional jika Damaskus menggunakan senjata kimia untuk menunjukkan keunggulan mereka di hadapan teroris, karena kelompok-kelompok teroris telah dihancurkan di sejumlah daerah.

Hal yang tampaknya lebih logis adalah upaya kelompok-kelompok teroris untuk menggunakan senjata kimia demi mengembalikan kekuatannya yang telah hilang di medan perang.

Sebenarnya, ada dua faktor yang memperkuat hipotesa penggunaan senjata kimia oleh teroris. Pertama, manuver mereka untuk menarik perhatian AS dan negara-negara Eropa terhadap krisis Suriah dan meningkatkan tekanan internasional terhadap Assad. Dan kedua, ambisi kelompok teroris untuk memperoleh keunggulan di medan perang.

Oleh karena itu, skenario beberapa kubu oposisi dan negara regional untuk mengundang intervensi militer AS di Suriah telah gagal dan sekarang tidak ada lagi diskusi serius mengenai opsi militer terhadap negara itu.

Penentangan global terhadap kebijakan superioritas AS dan langkah untuk mengembalikan perimbangan di sistem internasional telah menyebabkan konfrontasi hebat antara Washington dan Moskow. Konfrontasi itu dimulai di Suriah dan sekarang melebar ke masalah Ukraina, di mana beberapa pihak bahkan berbicara tentang dimulainya Perang Dingin baru.

Pertumbuhan kekuatan Cina juga telah menciptakan tantangan baru bagi Gedung Putih dan memaksa AS untuk mengalihkan fokus militernya ke kawasan Asia-Pasifik.

Singkat kata, transformasi-transformasi baru di sistem global telah memaksa AS untuk menyelesaikan krisis Suriah secara diplomatik dan mengurangi perhatiannya terhadap negara tersebut. (SHI/IRIB)
Ini Video 20-an Mayat Teroris ISIS yang Tewas di Tangan Pejuang Kurdi Suriah di Serekaniye

Ini Video 20-an Mayat Teroris ISIS yang Tewas di Tangan Pejuang Kurdi Suriah di Serekaniye




Suriah Hari Ini - Pejuang Kurdi Suriah (YPG/YPJ) berhasil membinasakan sejumlah teroris ISIS dalam sebuah pertempuran di sebelah barat Serekaniye, dekat perbatasan Suriah-Turki, pada Kamis 16 Oktober 2014.

Diduga, satu dari mayat-mayat yang terkapar di video itu merupakan anggota ISIS asal Solo, bernama Ridwan, 16 tahun. (SHI/SURIAHTUBE)
Turki Berikan Kewarganegaraan kepada 13 Pemimpin Pemberontak Suriah

Turki Berikan Kewarganegaraan kepada 13 Pemimpin Pemberontak Suriah

Suriah Hari Ini - Dalam kelanjutan politik anti-Suriah, pemerintah Turki memberikan kewarganegaraan kepada sejumlah pemimpin pemberontak Suriah di luar negeri.

Surat kabar harian Turki Cumhuriyet, (17/10) melaporkan, Ankara terus menyalurkan bantuan-bantuannya untuk kelompok-kelompok bersenjata Suriah penentang Bashar Assad, Presiden negara itu dan mengobati mereka yang terluka di rumah sakit-rumah sakitnya. Selain itu Turki juga memberikan kewarganegaraan kepada 13 pemimpin pemberontak Suriah.

Para pemberontak Suriah di luar negeri sejak tahun 2012 dan sejak meletusnya perang di negara itu, tinggal di Turki dan sebagian besar di kota Istanbul.

Partai-partai oposisi Turki berulangkali mengecam bantuan-bantuan Ankara untuk anasir-ansir eksrem dan teroris Suriah.

Pekan lalu pemerintah Turki menerima usulan program pelatihan para pemberontak Suriah di negara itu dan secara resmi menuntut penggulingan pemerintah Bashar Assad. (SHI/IR/CG)

Artikel asli, bisa Anda baca di link ini: http://www.cumhuriyet.com.tr/haber/turkiye/131315/Yurttas__kardesler_.html
Malaysia: Koalisi Internasional anti-ISIS Tidak Efektif

Malaysia: Koalisi Internasional anti-ISIS Tidak Efektif

Suriah Hari Ini - Pemerintah Malaysia menyebut upaya koalisi internasional di bawah pimpinan AS dalam memerangi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak efektif dan menyerukan kerja sama Asia Tenggara untuk mencegah para jihadis ISIS meraih pijakan di wilayah tersebut.

"Serangan udara yang dilakukan AS dan sekutu-sekutunya (terhadap ISIS di Suriah dan Irak) tampaknya tidak efektif untuk saat ini sehingga kita perlu mempertimbangkan pendekatan lain," tutur Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein seperti dikutip harian The Star, Jumat (17/10).

Menurutnya, Malaysia tidak bisa bekerja sendiri untuk bisa menaggulangi ancaman ISIS, khusunya di kawasan Asia Tengara. Hishammuddin menegaskan, pihaknya membutuhkan bantuan dari negara-negara tetangga untuk bisa melakukan hal ini.
“Negara-negara di kawasan Asia Tenggara harus lebih banyak melakukan koordinasi, dan mempererat kerjasama intelijen untuk bisa mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS,” Hishammuddin menambahkan.
Sebelumnya, otoritas Malaysia menyatakan telah menangkap 14 orang, termasuk seorang teknisi pemerintah, atas dugaan keterlibatan dengan kelompok ekstremis. Mereka yang ditangkap itu termasuk para pendukung ISIS yang mencoba merekrut warga Malaysia dan mengatur keberangkatan mereka ke Suriah.

Sepanjang tahun ini. Pemerintah Malaysia sudah menahan hampir 40 orang yang diduga terkait ISIS. Sementara itu, setidaknya 40 warga Malaysia diyakini sudah berada di Suriah saat ini.

Di kesempatan yang sama, Hishammuddin juga menyesali diamnya sejumlah negara-negara Arab terkait organisasi teroris ISIS. (SHI/DKI)
Jumat, 17 Oktober 2014
Mendagri Suriah kepada Dubes Indonesia: Suriah Akan Mengalahkan Terorisme!

Mendagri Suriah kepada Dubes Indonesia: Suriah Akan Mengalahkan Terorisme!

Menteri Dalam Negeri Suriah, Mohammad al-Shaar.
Suriah Hari Ini - Menteri Dalam Negeri Suriah, Mohammad al-Shaar mengatakan hari Kamis (16/10) bahwa Suriah kini tengah menghadapi perang yang dilancarkan oleh organisasi teroris yang anggotanya lebih dari 80 negara, yang dipimpin oleh negara-negara asing, Arab dan regional yang bertujuan membelah Suriah dan rakyatnya.

"Suriah akan mengalahkan terorisme berkat rakyatnya, kepemimpinannya dan tentaranya," kata al-Sha'ar selama pertemuan dengan Duta Besar Indonesia di Damaskus, Wahib Abdul Jawad.

Pembicaraan selama pertemuan itu membahas tentang peningkatan kerja sama antara kedua negara di segala bidang, khususnya dalam memerangi terorisme.
Al-Shaar menegaskan bahwa Suriah merupakan salah satu negara yang mengambil bagian terdepan dalam memerangi terorisme, menjelaskan bahwa tindakan organisasi teroris muncul atas kepentingan Israel dan Amerika Serikat.

Duta Besar Indonesia, dalam hal ini mengatakan bahwa Suriah menghadapi konspirasi besar yang menargetkan persatuan nasional, ia mengungkapkan kesediaan negaranya untuk bekerja sama dengan Suriah dalam kontra-terorisme.

Dia juga khawatir atas bergabungnya beberapa orang Indonesia dengan organisasi teroris di Suriah. (SHI/SANA)
12 Truk Bantuan Kemanusiaan Dikirim ke Kota Lama Aleppo

12 Truk Bantuan Kemanusiaan Dikirim ke Kota Lama Aleppo

Suriah Hari Ini - Kegubernuran Aleppo, bekerja sama dengan organisasi Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) dan kantor PBB telah berkoordinasi dalam upaya kemanusiaan, mengirim konvoi 12 truk berisi bantuan kemanusiaan, makanan dan kesehatan serta perabotan rumah tangga untuk warga di lingkungan kota lama Aleppo. Demikian Kantor Berita Suriah SANA melaporkan, (15/11).

Dr Abdul Ghani Kassab, anggota dari kantor Dewan Eksekutif Kegubernuran Aleppo untuk urusan sosial kepada SANA mengatakan bahwa bantuan pangan sudah tercukupi untuk 3.000 keluarga, dan makanan khusus anak-anak untuk 7.500 anak, ia menambahkan bahwa hampir 43.000 pasien bisa memperoleh manfaat dari pengiriman obat-obatan.

Konvoi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Suriah untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi warganya di provinsi Aleppo, tambahnya. (SHI/SANA)
SARC: 1.775 Keranjang Makanan dan 1.000 Tas Sekolah Telah Didistribusikan di Kota Salamiyah

SARC: 1.775 Keranjang Makanan dan 1.000 Tas Sekolah Telah Didistribusikan di Kota Salamiyah

Suriah Hari Ini - 1.775 keranjang makanan dan 1.000 tas sekolah dibagikan di kota Salamiyah, Hama Timur selama bulan Oktober, kata kepala cabang Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) di kota Hama, Rabu (15/10).

Khaddour mengatakan bahwa bantuan itu dibagikan kepada keluarga pengungsi di Hama, menambahkan bahwa makanan dan suplemen gizi akan didistribusikan selama seminggu ke depan.

Dia mengatakan Pusat Kesehatan saat ini di Hama akan diperluas untuk menyediakan lebih banyak layanan medis, dan juga akan memiliki ambulans dengan dua dokter untuk memberikan pelayanan medis lebih kepada para keluarga pengungsi. (SHI/SANA)
Pemerintah Suriah Kirim Bantuan untuk Dua Ribu Keluarga Kurdi

Pemerintah Suriah Kirim Bantuan untuk Dua Ribu Keluarga Kurdi

Menteri Urusan Sosial Suriah, Kinda Shammat saat mengunjungi warganya di Provinsi Homs.
Suriah Hari Ini - Pemerintah Suriah pada Kamis (17/10) mengirim bantuan untuk 2 (dua) ribu keluarga Kurdi yang kehilangan tempat tinggal, akibat perang yang berkecamuk antara anggota ISIS dan milisi Kurdi di Kota Ayn Al-Arab, Suriah Utara.

Mengutip Menteri Urusan Sosial Suriah Kinda Shammat, kantor berita SANA melaporkan, bantuan dikirim buat 1.000 keluarga Kurdi yang mengungsi di Provinsi Hasaka di bagian utara Suriah dan untuk 1.000 keluarga lagi yang mencari perlindungan di kota Ifreen, Provinsi Aleppo di Suriah Utara.

Menurut SANA, Ahammat menyatakan, Kota Ayn Al-Arab, yang juga dikenal dengan nama Kobane, menghadapi "situasi kemanusiaan tragis" akibat pertempuran selama satu bulan antar petempur ISIS dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

Sementara itu Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia, meskipun menyatakan pertempuran masih berkecamuk, mengatakan, informasi awal menunjukkan adanya gerak maju anggota YPG ke arah ISIS di Ayn Al-Arab.

Secara terpisah stasiun TV Al-Mayadeen melaporkan, petempur ISIS mundur dari beberapa daerah yang sebelumnya mereka rebut di dalam Ayn Al-Arab ke desa sekitarnya. Stasiun televisi itu mengutip beberapa sumber yang mengkonfirmasi gerak maju YPG ke arah ISIS di kota tersebut.

Pada Kamis pagi, Observatorium menyatakan, lebih dari 600 petempur, -termasuk warga sipil-, telah tewas di Ayn Al-Arab sejak pertempuran meletus antara ISIS dan YPG satu bulan sebelumnya.

ISIS melancarkan serangan besar terhadap Ayn Al-Arab, yang berbatasan dengan Turki, pada 15 September, dalam upaya merebut kota tersebut. Jika kelompok fanatik itu berhasil dalam upayanya, itu akan memungkinkan ISIS menghubungkan Provinsi Ar-Raqqa, yang diumumkan sebagai ibu kota wilayah ISIS, dengan wilayah yang berbatasan dengan Turki.

Para pejabat pemerintah Suriah dan pegiat Kurdi menuduh Turki membantu ISIS merebut kota tersebut, untuk menghapuskan kehadiran orang Kurdi di daerah itu, dan mendirikan zona penyangga, yang sudah lama diingini Ankara dan dilindungi oleh zona larangan terbang di Suriah Utara.

ISIS telah merebut lebih dari 300 desa di sekitar kota tersebut dan berhasil menyerbunya, setelah memaksa lebih dari 160.000 orang menyelamatkan diri ke negara tetangga Suriah, Turki. (SHI/SN)
[Foto Eksklusif] Pemuda ISIS Asal Solo Ini Dikabarkan Tewas Oleh Pejuang Kurdi di Suriah

[Foto Eksklusif] Pemuda ISIS Asal Solo Ini Dikabarkan Tewas Oleh Pejuang Kurdi di Suriah

Dokumen KTP dan SIM atas nama RIDWAN asal Solo, dan 2 (dua) buah HP.
Suriah Hari Ini - Seorang pemuda anggota ISIS asal kota Surakarta (Solo) dikabarkan tewas oleh Pejuang Kurdi dari Unit Pertahanan Rakyat Kurdi (YPG) di wilayah barat Kota Ras al-Ain, Hasakah, Suriah, kemarin (16/10).

Berita ini terkuak setelah salah seorang pengguna Twitter dengan akun @yunus4akca7 (Yuunus al-Kurdistanî) mengunggah beberapa foto pasca terjadinya baku tembak antara Pejuang Kurdi dan teroris ISIS, diantaranya: foto belasan anggota ISIS yang tewas terkapar di tanah, 2 (dua) foto dokumen anggota ISIS Indonesia, dan 2 (dua) foto senjata rampasan.

Di dalam foto-foto itu, terdapat 2 (dua) buah telepon genggam, KTP (Kartu Tanda Pengenal), SIM (Surat Izin Mengemudi) atas nama Ridwan (26 tahun), tiket perjalanan bus DAMRI, dan dokumen berisi jadwal penerbangan pesawat ke Istanbul, Turki menggunakan pesawat Qatar Airways, QR 240, tertanggal 11 April 2014.

Dapat diketahui, bahwa dia memasuki Suriah dan Irak melalui perbatasan Turki, sebagaimana yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya oleh anggota teroris lainnya.

Adapun identitas yang tertulis di SIM, rinciannya:

Nama: RIDWAN
Alamat: Semangi, Pasar Kliwon RT 04 RW 04 Surakarta
Tempat, Tanggal/Lahir: Sragen, 23-11-1988
Tinggi: 165 Cm
Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa.

Dan, berikut ini foto-fotonya :

Foto dokumen lengkap dan barang-barang yang diduga milik Ridwan.

Dokumen perjalanan DAMRI dan Pesawat Qatar Airways.

Belasan anggota teroris ISIS yang tewas di tangan Pejuang Kurdi Suriah.

Senjata Rampasan (1).

Senjata Rampasan (2).

Kamis, 16 Oktober 2014
Bukannya Tumpas ISIS, Koalisi Internasional Malah Bunuh 60 Pejuang Kurdi Suriah

Bukannya Tumpas ISIS, Koalisi Internasional Malah Bunuh 60 Pejuang Kurdi Suriah

Anggota Koalisi Internasional.
Suriah Hari Ini - Serangan-serangan udara koalisi internasional anti-kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS bukannya menumpas para teroris di kota perbatasan Kobani, Utara Suriah, tapi malah membunuh sejumlah anggota pasukan Kurdi.

Stasiun televisi Sky News (16/10) mengutip sumber-sumber lokal melaporkan, dalam serangan-serangan udara pasukan koalisi internasional ke beberapa posisi teroris ISIS di dekat jalan raya Al Tal di pusat Kobani, 60 anggota pasukan Kurdi dan pembela kota, tewas.

Di sisi lain, bersamaan dengan berlanjutnya aksi-aksi kekerasan yang dilakukan ISIS di Suriah, sejumlah anasir ISIS memenggal kepala puluhan warga Kurdi untuk menakut-nakuti penduduk kota Kobani.

Membalas aksi-aksi brutal dan anti-kemanusiaan ISIS, para pemuda bersama pasukan Kurdi membentuk beberapa kelompok bersenjata baru untuk menumpas ISIS.

Sebuah kelompok sukarelawan rakyat yang terdiri dari 300 orang di Utara Suriah mengumumkan, sampai saat ini lebih dari 100 anasir teroris ISIS tewas.

Kota Kobani kurang-lebih sejak sebulan lalu menjadi target serangan ISIS dan para pejuang Kurdi di kota itu memberikan perlawanan sengit untuk membendung serangan kelompok teroris tersebut. (SHI/IR)
Buyarnya Mimpi Pengantin Jihadis

Buyarnya Mimpi Pengantin Jihadis

Suriah Hari Ini - Di Eropa makin banyak remaja perempuan diam-diam terbang ke Suriah bergabung dengan milisi Islamic State. Impian mereka berjuang bersama pasangan jihadis. 

Berapa banyak anak perempuan dari Eropa yang telah bergabung dengan ISIS, jumlah pastinya tidak diketahui. Data setengah resmi menyebutkan, sekitar 300 anak perempuan dari Perancis, Inggris, Jerman dan negara Eropa lainnya terbang ke Suriah tanpa sepengetahuan orangtuanya, untuk bergabung dengan Islamic State.

Pusat kajian radikalisme internasional di King's College London melaporkan, anak perempuan Eropa yang bergabung dengan ISIS mayoritasnya berusia antara 16 sampai 24 tahun. Banyak diantaranya lulusan perguruan tinngi, dan fasih menggunakan perangkat jejaring digital modern.

Modusnya, mereka hilang tiba-tiba, hingga suatu saat mengontak orang tuanya di Eropa, dari sebuah lokasi di Suriah. Seorang reporter TV France 24 melaporkan, kebanyakan perempuan remaja yang datang ke Suriah itu tidak tahu persis, ancaman bahaya apa yang menanti di sana.

Gambaran romantika

"Banyak remaja perempuan itu bergabung dengan milisi teror ISIS, dengan berbekal gambaran romantis pengantin jihadis," ujar direktur pelindung konstitusi Jerman Hans-Georg Maaßen kepada media. Biasanya mereka berkenalan dengan lelaki yang menjadi milisi Islamic State lewat jalur internet.

"Mereka terbuai dan samasekali tidak tahu, apa yang menanti di medan perang," tambah Maaßen. Impian mereka, adalah menemukan pasangan idaman dan kemudian menikah serta beranak pinak, untuk menyebarkan agama Islam. Selain itu, juga mendukung perjuangan rekan seagama.

Peran sosial media

Pemicu maraknya tren jihad di kalangan remaja perempuan, menurut penelitian Montasser al De'emeh dari Universitas Atwerpen, Belgia, adalah meningkatnya fobi terhadap Islam sekaligus menguatnya partai radikal kanan.

Selain itu, pengalaman masa kanak-kanak memainkan peranan menentukan. Banyak remaja perempuan secara psikologis merasa tidak memiliki tempat dalam kemasyarakatan. Mereka merasa ditolak semua pihak. Saat dikontak oleh sesama Muslim, yang menyatakan senasib dan sepenanggungan, muncul perasaan mereka dicintai dan diterima.

Itu sebabnya dalam kasus ini, jejaring soial media menainkan peranan menentukan dalam perekrutan jihadis perempuan. Petunjuk untuk berangkat ke Suriah agar tidak dicurigai aparat keamanan, juga disebar lewat sosial media.

Tapi bagaimana realita di Suriah, berbeda dengan gambaran ideal yang disebar. PBB melaporkan, organisasi teror Islamic State memaksa 1.500 wanita dan remaja perempuan menjadi budak seksual. Juga dilaporkan kerap terjadi penganiayaan. Impian romantis buyar, dan sejumlah mantan jihadis perempuan juga telah kembali ke negara masing-masing di Eropa. (SHI/DW)
Prediksi Gerakan Terorisme di Indonesia Pasca Serangan AS di Irak dan Suriah

Prediksi Gerakan Terorisme di Indonesia Pasca Serangan AS di Irak dan Suriah

Suriah Hari Ini - Masyarakat Indonesia kembali dikejutkan oleh berita seorang warga negara Indonesia (WNI) yang melakukan aksi bunuh diri ISIS di Irak. Dilaporkan oleh Channel News Asia, Selasa 14 Oktober, mengatakan WNI itu tewas dalam sebuah penyerangan di Irak akhir pekan lalu.

Sebuah kelompok pemantau, SITE, serta situs militan di Indonesia menyebut bahwa militan ISIS asal Indonesia menabrakkan mobil penuh bahan peledak ke sebuah pangkalan militer di luar kota Tikrit, sebelah utara Baghdad, Sabtu 11 Oktober. WNI itu disebut bernama Hanzhalah Al-Indunisi, walau analis meyakini itu bukan nama aslinya. Foto yang dikirimkan oleh SITE, memperlihatkan WNI itu membaca Al-Quran lalu asap tebal terlihat setelah mobil yang dikendarainya menabrak sasaran, sebagaimana diberitakan oleh laman viva.co.id.

Itu disebut merupakan kasus kedua WNI menjadi pembom bunuh diri ISIS. Kasus pertama dilaporkan terjadi pada Februari. Juru bicara Polisi Indonesia Boy Rafli Amar mengatakan masih berusaha mendapatkan konfirmasi tentang insiden dan identitas WNI yang terlibat. Polisi mengatakan total sudah lima WNI yang tewas saat bertempur bersama militan ISIS di Timur Tengah. Otoritas keamanan Indonesia yang merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, mengatakan sedikitnya 60 WNI telah bergabung dengan ISIS. Tapi pengamat mengatakan jumlahnya mungkin bisa mencapai 200 orang.

Bahkan, diperkirakan sekitar 1.000 relawan dari Asia Pasifik telah bergabung dengan ISIS. Kepala Komando Pasifik Amerika di Asia, Admiral Samuel Locklear mengatakan, Amerika memberi perhatian terhadap fenomena bergabungnya relawan dari Asia ke ISIS.

“Ini meruipakan masalah yang harus menjadi perhatian. Ada sekitar 1.000 relawan yang berpotensi untuk menjadi pejuang yang pindah dari Asia Pasifik. Ini berdasarkan pengamatan yang sudah kami lakukan,” kata Locklear, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Kata dia, jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah. Locklear menegaskan, serangan udara yang dilakukan Amerika ke markas ISIS di Irak dan Suriah akan semakin intensif. Meski demikian, pasukan Amerika akan tetap menjaga keseimbangan di wilayah Asia Pasifik.

Keterlibatan WNI dalam aksi bunuh diri serta banyaknya WNI yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah tentunya sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut, mengindikasikan bahwa ISIS bagi para militant Indonesia, dijadikan sebagai wahana jihad sekaligus pelatihan, baik pelatihan, militer, pelatihan pembuatan bom, termasuk juga pelatihan terror dan propaganda. Hal yang sama juga terjadi dalam kasus perang di Afganistan.

Diketahui bahwa para terroris kelas wahid di Indonesia selama ini sebagian besar adalah alumni Afganistan. Artinya, bukan tidak mungkin para alumni Irak dan Suriah yang saat ini bergabung dengan ISIS, akan kembali ke tanah air dengan kemampuan terror yang “wahid” dan siap melakukan aksi terrorisme di Indonesia.

Apalagi jika keberadaan mereka di Irak dan Suriah yang mulai terdesak akibat gempuran serangan udara negara Barat, diprediksi mereka akan kembali ke Indonesia lebih cepat dari jadwal “pelatihan” yang sudah ditentukan. Artinya, melakukan aksi terrorisme di Indonesia hanyalah soal waktu semata.

Dengan demikian, langkah-langkah progresif harus terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia, termasuk aparat keamanan dan aparat intelijen. Melakukan pendataan, pemantauan segala bentuk aktifitas WNI yang bergabung dengan ISIS di Irak dan Suriah menjadi sangat mendesak untuk dilakukan, dalam rangka meredusir segala potensi ancaman yang dapat ditimbulkan sekembalinya para WNI tersebut ke tanah air. Jika tidak, bukan tidak mungkin, ancaman terrorisme model ISIS di Indonesia ke depan akan jauh lebih besar dan manifest. (SHI/DETEKSI)
Dimana Senjata Kimia ISIS Dibuat?

Dimana Senjata Kimia ISIS Dibuat?

Suriah Hari Ini - Seorang analis politik mengatakan, kelompok teroris Takfiri ISIS telah menggunakan senjata kimia buatan AS dalam serangkaian serangan kimia di Suriah.

Gordon Duff, editor senior di Veteran Today, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Press TV, Selasa (14/10/14) bahwa senjata kimia yang digunakan oleh ISIS telah dibuat di laboratorium milik AS di luar Tbilisi, Georgia.

Senjata-senjata kimia dan biologi tersebut kemudian dikirim dan digerakkan oleh jaringan CIA melalui negara-negara sekutu regional mereka ke Suriah, kata Duff.

Dia mengecam keras pemerintah Barat yang diam dan membisu atas masalah ini, mengatakan mereka tidak melakukan apa-apa untuk menghentikan pengiriman tersebut.

Pernyataan ini datang setelah penyebaran berbagai foto pejuang Kurdi yang tewas dalam pertempuran melawan militan ISIS, foto tersebut menunjukkan bahwa teroris telah menggunakan senjata kimia terhadap warga Kurdi di kota perbatasan Suriah Kobani.

Gambar-gambar menunjukkan luka bakar dan bintik-bintik putih pada tubuh korban, sementara tidak ada luka atau perdarahan eksternal. Aktivis Kurdi sebelumnya mengatakan militan ISIS menyerang mereka dengan bahan kimia di sebuah desa dekat Kobani.

Duff mengatakan bahwa Isil sekarang mampu mengembangkan senjata pemusnah massal, dan kelompok teroris ini juga mencari ilmuwan tertentu yang dapat mengembangkan bom tersebut. (SHI/PTV)
Hendak Jihad ke Suriah, 13 Orang Ditangkap Polisi Malaysia

Hendak Jihad ke Suriah, 13 Orang Ditangkap Polisi Malaysia

Suriah Hari Ini - Polisi Kuala Lumpur menangkap 13 orang yang bekerja di sebuah restoran di kawasan Shah Alam, Selasa (14/10). 13 orang ini diduga akan berangkat untuk berjihad ke Suriah.

Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Khalid Abu Bakar mengatakan, mereka yang ditangkap adalah gabungan dari mahasiswa, buruh dan pekerja pabrik.

Belasan orang ini ditangkap oleh polisi negara dengan tindakan khusus.

“Mereka ditangkap berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan polisi selama beberapa waktu. Mereka ditangkap karena sedang melakukan persiapan untuk berangkat berperang ke Suriah, melalui Turki,” kata Khalid Abu Bakar kepada wartawan.

Khalid Abu Bakar  juga mengatakan polisi telah melakukan identifikasi data individu tentang siapa yang bertanggungjawab melakukan perekrutan terhadap 13 orang tersebut.

Namun Khalid menolak memberikan informasi lebih jauh dan mengatakan kasus ini masih dalam penyelidikan. (SHI/RIMA)
Pejuang Kurdi Suriah Berhasil Rebut Kembali Kobani dan Mulai Turunkan Bendera ISIS

Pejuang Kurdi Suriah Berhasil Rebut Kembali Kobani dan Mulai Turunkan Bendera ISIS

Suriah Hari Ini - Setelah pertempuran yang berlarut-larut di Kota Kobani, Suriah, antara kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dengan pasukan Kurdi, perkembangan positif pun mulai terlihat. Kota yang berada di perbatasan Suriah dan Turki tersebut kini telah direbut kembali oleh pasukan Kurdi, dan bendera-bendera ISIS yang sebelumnya berkibar di beberapa wilayah di kota tersebut pun mulai diturunkan.

Reuters (Rabu, 15/10/2014), adapun penurunan bendera ISIS yang sekaligus menandakan runtuhnya kendali mereka atas kota tersebut dilakukan setelah koalisi negara-negara anti-ISIS melancarkan 21 serangan udara ke Kobani dan sekitarnya. Pejabat Kurdi mengatakan pula bahwa pasukan mereka telah berhasil merebut kembali wilayah Bukit Tel Shair, yang juga terjadi berkat serangan udara dari koalisi.

Meski bendera ISIS telah diturunkan dari sejumlah wilayah di Kota Kobani, analisa terbaru mengatakan bahwa ISIS masih mengendalikan sekitar sepertiga kota di wilayah Kurdi. Kelompok radikal tersebut juga masih gigih memberikan perlawanan meski dihujani serangan udara oleh koalisi anti-ISIS dalam dua pekan terakhir ini.

Di lain tempat, Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan bahwa koalisi negara-negara anti-ISIS telah melancarkan sedikitnya 22 serangan udara di wilayah Suriah pada hari ini saja. Salah satu target tersebut berada tak jauh dari Kota Kobani.

Juru Bicara Pemerintah Kobani, Idriss Nassan, mengatakan bahwa sepanjang malam tadi (Selasa, 14/10), telah terjadi serangan udara yang sangat intens. Serangan udara tersebut ditargetkan pada beberapa kawasan di Daesh, di dekat Kota Kobani, dan Bukti Tel Shair. (SHI/HI)
PM Rusia: AS Sudah Tidak Tertarik Gulingkan Assad

PM Rusia: AS Sudah Tidak Tertarik Gulingkan Assad

Suriah Hari Ini - Menurut Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, Amerika Serikat (AS) saat ini sudah tidak tertarik untuk menjatuhkan rezim Bashar al-Assad di Suriah. Medvedev bahkan menyebut AS sedang berusaha untuk melakukan kontak rahasia dengan pemerintah Suriah.

“Ini bukan berarti AS memang menginginkan untuk menggulingkan Assad, walaupun sepengetahuan saya mereka memang ingin melakukanya. Tapi, saat ini pada kenyataannya AS sedang berusaha melakukan kontak dengan Suriah,” ucap Medved, seperti dilansir RIANOVOSTI, Rabu (15/10/2014).

“Mereka mencoba melakukan kontak tersebut untuk menceritakan yang sebenarnya kepada pemerintah Suriah,” Medvedev menambahkan. Di kesempatan yang sama, dirinya juga menilai AS harus melakukan pembicaraan dengan pemerintah Suriah terkait serangan udara terhadap ISIS di wilayah Suriah.

"Dan mungkin ada satu pertanyaan yang sah: jika tindakan semacam ini sangat diperlukan, maka penting mencapai kata sepakat dan mendapatkan lampu hijau (untuk menyerang ISIS) dari pemerintah sah Suriah," lanjutnya.

Dalam pandanganya, selagi Assad memerintah Suriah, maka AS harus menghormatinya sebagai pemerintahan yang sah negara tersebut. “Hal itulah yang perlu diingat ketika akan melakukan sebuah tindakan di wilayah Suriah,” imbuhnya. (SHI/SINDO)
Analis Politik: Intervensi AS di Suriah Ditakdirkan untuk Gagal

Analis Politik: Intervensi AS di Suriah Ditakdirkan untuk Gagal

Suriah Hari Ini - Intervensi militer Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dengan mempersenjatai dan melatih para teroris untuk menggulingkan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah kebijakan yang ditakdirkan untuk gagal, kata seorang analis.

Obama dan Amerika Serikat telah menjalankan berbagai macam kebijakan untuk mencoba menggulingkan Assad dengan semua cara yang diperlukan," kata Eric Draitser, pendiri Stop Imperialisme, kepada Press TV pada hari Rabu (15/10/14).

Pada hari Selasa, Presiden Barack Obama menyerukan dukungan lebih lanjut untuk para militan yang memerangi pemerintah Suriah dan meminta koalisi pimpinan AS bersiap-siap meluncurkan kampanye militer untuk melawan organisasi teroris ISIS di Irak dan Suriah.

Obama secara resmi memberikan izin kepada Central Intelligence Agency (CIA) untuk mempersenjatai dan memperlengkapi pemberontak moderat Suriah dari pangkalan di Yordania.

Banyak dari mereka yang disebut militan moderat adalah anggota militan yang bersumpah setia kepada kelompok ISIS.

Intervensi Amerika Serikat di Suriah adalah satu langkah yang mencurigakan, mereka sendiri telah menciptakan jaringan proxy teroris di negara Timur Tengah itu," kata Draitser.

AS menggunakan Arab Saudi dan Qatar untuk melakukan pendanaan, tak lupa Turki yang memberikan safe haven untuk para teroris yang terus mengalir ke Suriah," jelasnya. (SHI/IT)
Perangi ISIS, Tiga Geng Motor Asal Belanda Pergi ke Suriah

Perangi ISIS, Tiga Geng Motor Asal Belanda Pergi ke Suriah

Seorang anggota geng motor "No Surrender" (kanan) bersama pejuang Kurdi.
Suriah Hari Ini - Tiga anggota geng motor asal Belanda pergi ke Suriah akhir pekan lalu untuk membantu pasukan Kurdi berperang melawan ISIS.

Kepergian geng motor bernama "No Surrender" ini mendapat dukungan dari sejumlah pihak. Salah satunya dari seorang jaksa penuntut umum Wim de Bruin. Atas nama pemerintah Belanda ia menyatakan dulu warga negaranya dilarang bergabung dengan pasukan internasional, namun hal itu sudah tidak berlaku lagi sekarang. Ia menambahkan, selama dia tidak melawan pemerintah atau melakukan tindakan kriminal maka diperbolehkan pergi ke medan perang bergabung dengan pasukan dari negara lain.

Pemimpin "No Surrender" Klaas Otto menyatakan anggotanya yang pergi ke Suriah berasal dari Amsterdam, Rotterdam, dan Breda.

Menurut Reuters, geng motor asal Belanda ini bukan satu-satunya simpatisan yang mendukung Kurdi. Dilaporkan sejumlah warga negara Amerika Serikat (AS) melakukan hal yang sama. Salah satunya Brian Wilson, seorang veteran, yang menyatakan ia bersama teman-temannya bergabung dengan pasukan Kurdi.

"Ada beberapa orang Amerika yang datang ke Suriah dan membantu Kurdi semampunya. Semuanya berjalan lancar, mereka sangat baik, ramah, dan menyediakan berbagai keperluan kami," jelas Wilson.

Sebuah sumber Amerika menyatakan lebih dari 15.000 orang dari 80 negara datang ke Suriah dan Irak untuk berperang melawan ISIS. Dari jumlah tersebut sekitar 2.000 orang berasal dari Eropa dan 100 warga AS. (SHI/B1)
Rabu, 15 Oktober 2014
Kejam, Mayat Tanpa Kepala Penuhi Jalanan Kobani

Kejam, Mayat Tanpa Kepala Penuhi Jalanan Kobani

Suriah Hari Ini - Kota Kobani, yang berada di wilayah perbatasan Suriah – Turki, telah berubah menjadi kota yang mengerikan akibat pertempuran antara kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) an pasukan Kurdi Suriah. Berita terbaru mengatakan bahwa jalanan kota tersebut dipenuhi oleh mayat tanpa kepala.

Adapun mayat tanpa kepala tersebut banyak ditemukan di wilayah-wilayah Kota Kobani yang telah dikuasai oleh ISIS. Para pengungsi asal Kobani, yang menyebar ke berbagai tempat bahkan menyeberang ke Turki, juga mengatakan bahwa mereka sempat melihat anggota ISIS memenggal warga sipil atau anggota pasukan Kurdi yang mereka tangkap. Bahkan, tak jarang pula mata korban tercongkel dan lidah korban terpotong. Ya, tindakan yang mugkin lebih rendah dari binatang.

Salah satu saksi, Amin Fajar, yang berhasil mengungsi dari Kobani, mengatakan bahwa dirinya melihat puluhan bahkan ratusan mayat tanpa kepala. Selain itu, terdapat pula mayat-mayat yang tak lagi lengkap kaki dan tangannya. 

ISIS juga diketahui memamerkan kepala-kepala sudah dipenggal tadi di sekitar Kobani dengan tujuan untuk menakut-nakuti siapa pun yang menentang mereka.

Meski demikian, laporan terbaru mengatakan bahwa ISIS telah berhasil dipukul mundur dari sejumlah kawasan di Kobani. Bahkan, pasukan Kurdi Suriah telah menurunkan bendera ISIS di sejumlah wilayah yang semula dikendalikan ISIS tersebut. 

Perkembangan positif pertempuran di Kobani ini tak lepas dari peran negara-negara koalisi anti-ISIS yang telah membombardir sejumlah basis ISIS di Kobani dalam dua pekan terakhir. (SHI/HI)
Breaking News
Loading...
Pesan Cepat
Press Esc to close