Eropa Mulai Terancam dengan Alumni Perang Suriah
Suriah Hari Ini - Kepala Komisi Internal Uni Eropa memperingatkan bahwa negara-negara Eropa beresiko serangan teror oleh para ekstremis, termasuk warga negara Eropa yang berperang di Suriah.
Cecilia Malmstrom pada hari Sabtu (18/1) mengatakan bahwa warga Eropa yang pergi ke luar negeri untuk bertempur di zona perang, mereka dalam prosesnya akan menjadi lebih radikal.
"Sejumlah pemuda telah bergabung dengan kelompok yang memiliki agenda terorisme. Mereka dilatih di medan perang dan menjadi ekstrim. Oleh karena itu, kepulangan mereka dari zona konflik bisa menimbulkan ancaman bagi keamanan kita. Dalam jangka panjang, mereka bisa bertindak sebagai katalis untuk terorisme," tambahnya.
Para pejabat Uni Eropa semakin khawatir tentang ancaman potensial yang ditimbulkan oleh militan yang berperang di Suriah setelah mereka kembali ke negara-negara Eropa.
Menurut sejumlah laporan, kekhawatiran itu bahkan mendorong beberapa badan intelijen Uni Eropa untuk mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat pemerintah Suriah.
Pembicaraan itu melibatkan dinas intelijen dari Inggris, Perancis, Jerman dan Spanyol, kata sejumlah laporan.
Pada Desember 2013, Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi memperkirakan bahwa hampir 2.000 militan dari negara-negara Eropa Barat terlibat dalam konflik di Suriah.
Krisis melanda Suriah sejak Maret 2011. Menurut statistik yang dikeluarkan oleh PBB, lebih dari 100.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi akibat krisis.
Kekuatan-kekuatan Barat dan sekutu regional mereka - terutama Qatar, Arab Saudi dan Turki - mendukung militan yang beroperasi di wilayah Suriah. (SHI/IRIB)
Cecilia Malmstrom pada hari Sabtu (18/1) mengatakan bahwa warga Eropa yang pergi ke luar negeri untuk bertempur di zona perang, mereka dalam prosesnya akan menjadi lebih radikal.
"Sejumlah pemuda telah bergabung dengan kelompok yang memiliki agenda terorisme. Mereka dilatih di medan perang dan menjadi ekstrim. Oleh karena itu, kepulangan mereka dari zona konflik bisa menimbulkan ancaman bagi keamanan kita. Dalam jangka panjang, mereka bisa bertindak sebagai katalis untuk terorisme," tambahnya.
Para pejabat Uni Eropa semakin khawatir tentang ancaman potensial yang ditimbulkan oleh militan yang berperang di Suriah setelah mereka kembali ke negara-negara Eropa.
Menurut sejumlah laporan, kekhawatiran itu bahkan mendorong beberapa badan intelijen Uni Eropa untuk mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat pemerintah Suriah.
Pembicaraan itu melibatkan dinas intelijen dari Inggris, Perancis, Jerman dan Spanyol, kata sejumlah laporan.
Pada Desember 2013, Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi memperkirakan bahwa hampir 2.000 militan dari negara-negara Eropa Barat terlibat dalam konflik di Suriah.
Krisis melanda Suriah sejak Maret 2011. Menurut statistik yang dikeluarkan oleh PBB, lebih dari 100.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi akibat krisis.
Kekuatan-kekuatan Barat dan sekutu regional mereka - terutama Qatar, Arab Saudi dan Turki - mendukung militan yang beroperasi di wilayah Suriah. (SHI/IRIB)
0 komentar:
Posting Komentar