Laporan Baru: Wanita Inggris Berbondong-Bondong ke Suriah Untuk Jihad Nikah
Suriah Hari Ini - Laporan baru menunjukkan bahwa sejumlah wanita asalah Inggris berangkat ke Suriah dengan tujuan untuk menikah dengan militan yang berjuang melawan pemerintah Assad.
Laporan mengejutkan itu, menurut Pusat Studi tentang Radikalisasi (ICSR) di King's College London, menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan jumlah perempuan Inggris yang menikah dengan pria dari kelompok-kelompok militan di Suriah setelah berkenalan di dunia maya.
Para ahli mengatakan bahwa militan menarik perhatian para pengikut perempuan mereka di jejaring sosial dengan cara memposting foto-foto dan pesan yang terkesan heroik.
Setidaknya empat wanita Inggris yang berasal dari kota London, Portsmouth dan Surrey, diketahui telah menikah dengan militan yang bisa berbahasa Inggris yang tengah berperang melawan pemerintah Suriah.
Namun para peneliti dari King College percaya jumlah ini jauh lebih tinggi.
Perempuan yang ingin menikah dengan militan bersenjata dilaporkan terbang pertama ke Turki dengan tujuan wisata untuk menghindari kecurigaan.
Perihal "Jihad Nikah" (Jihad seksual) pertama kali dibawa ke media internasional pada bulan September tahun lalu, ketika ditemukan bahwa puluhan perempuan asal Tunisia telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk menikah dengan militan yang didukung asing. Dan Islam yang sejati sama sekali tidak menyetujui apa yang disebut dengan jihad Nikah.
Menteri Dalam Negeri Tunisia Lotfi Ben Jeddou mengatakan antara 60 dan 80 gadis Tunisia yang telah melakukan perjalanan ke Suriah melalui Turki untuk melakukan "Jihad Nikah" dengan militan Takfiri yang didukung Asing, telah kembali kembali ke negara asal mereka dalam keadaan hamil. Ben Jeddou juga mencatat bahwa militan menggunakan gadis Tunisia sebagai wanita penghibur.
Awal bulan ini, sebuah rekaman baru diposting di internet yang menunjukkan bahwa warga Inggris yang berjuang di Suriah telah terlibat dalam tindakan eksekusi dan penyiksaan terhadap warga sipil Suriah.
Sumber-sumber intelijen Inggris mengatakan kepada Harian Telegraph pada Desember 2013 bahwa dari 1.000 militan asal Barat yang berperang dengan kelompok-kelompok militan saingan di Suriah diantaranya lebih dari 300 nerupakan warga negara Inggris.
Suriah telah dicengkeram kerusuhan mematikan sejak Maret 2011. Menurut sebuah laporan, kekuatan Barat dan sekutu regional mereka -terutama Qatar, Arab Saudi, dan Turki- mendukung militan yang beroperasi di Suriah. (SHI/ALALAM)
0 komentar:
Posting Komentar