Sabtu, 01 Februari 2014

AS Mendukung Terorisme di Suriah Bukan Memerangi

Suriah Hari Ini - Amerika Serikat telah mendukung terorisme di Suriah meskipun klaim bahwa itu memerangi terorisme di dunia, seorang komentator politik mengatakan kepada PRESS TV.

"Amerika yang seharusnya memerangi terorisme, di Suriah malah mendukung terorisme. Pada saat yang sama apa yang dilakukan Israel tidak ditangani sama sekali oleh Amerika. Israel memiliki semua nuklir dan mereka dapat menghancurkan dunia," kata Anna O'Leary dalam sebuah wawancara telepon dengan PRESS TV.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pejabat keamanan AS dan Eropa, Reuters melaporkan minggu ini bahwa Kongres AS telah diam-diam menyetujui pemberian senjata AS kepada militan yang berperang melawan pemerintah Suriah.

Menurut Reuters, anggota parlemen AS berada di balik pintu tertutup untuk mendanai pengiriman senjata melalui akhir tahun fiskal 2014, yang berakhir pada 30 September.

Pada hari Selasa lalu, wakil menteri luar negeri Suriah Faisal Meqdad meminta AS untuk menghentikan mempersenjatai kelompok-kelompok teroris di Suriah, dan mengatakan pengiriman senjata ke teroris menunjukkan Amerika Serikat tidak tertarik dalam keberhasilan pembicaraan Jenewa II.

Pembicaraan Jenewa II, yang ditujukan untuk menemukan solusi damai terhadap krisis Suriah, harus berakhir pada hari Jumat sementara ada kemajuan yang dilaporkan baik oleh oposisi Suriah atau pejabat pemerintah, Kamis (30/1).

"Anda tidak bisa bicara perdamaian sambil menunjuk pistol dan dengan pistol ke kepala delegasi Suriah, tidak mungkin untuk datang ke sebuah resolusi damai," kata O'Leary.

"Amerika Serikat memiliki lebih dari dua kali lipat persediaan senjata mematikan di bulan Januari saja untuk Komando Tertinggi Militer Tentara Pembebasan Suriah. Bagaimana Anda bisa berbicara damai sambil memegang pistol di tangan Anda?," tambahnya.

"Enam puluh negara asing bertempur di Suriah, melintasi perbatasan untuk melawan Suriah dan mereka sedang dipersenjatai oleh Amerika Serikat dengan senjata mematikan, teknologi dan teknik," O'Leary menunjukkan.

Selama sidang intelijen Senat pada hari Rabu, kepala mata-mata AS mengakui bahwa lebih dari 7.000 militan asing berperang melawan pemerintah Suriah karena mereka mengatakan mereka khawatir atas ancaman militan Amerika di Suriah berpose ke Amerika Serikat setelah mereka kembali ke negara mereka. (SHI/WARTANEWS)

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Pesan Cepat
Press Esc to close